Kudus, Elang Murianews (Elmu)- Setiap kali terjadi proses pengolahan tanah menyongsong musim tanam, maka di lokasi tersebut bermunculan kawanan burung kuntul kerbau untuk mencari makan. Seperti berbagai jenis ikan, katak, krustasea (hewan bercangkang), serangga air dan belalang. Itu terlihat pada hamparan sawah di Desa Ngemplak dan Karangrowo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus, Sabtu siang ( 3/5/2025).
Kehadiran kawanan burung kuntul kerbau yang mencapai puluhan bahkan mungkin sampai ratusan ekor, menunjukkan populasinya tergolong stabil tinggi. Ini bisa terjadi karena sumber makanannya cukup tersedia. Begitu pula tempat bermukim, tidak dijadikan sumber perburuan liar, sehingga burung kuntul yang berstatus dilindungi oleh Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 dan juga tertuang di dalam Lampiran PP No. 7 Tahun 1999, terjaga kelestarian dan pengembangan hidupnya.
Disebut kuntul kerbau, karena seringkali burung katogori burung bangau ini hinggap di punggung kerbau atau sapi yang tengah dimanfaatkan sebagai tenaga pembajak sawah . Punggung hewan itu pada umumnya dipenuhi kutu atau serangga lain, sehingga menjadi makanan burung kuntul. Kondisi seperti itu disebut simbiosis mutualisme, karena saling menguntungkan.
Burung Kuntul (Egretta garzetta)berwarna putih ini hidup di berbagai belahan dunia. Khusus di Indonesia mudah ditemukan di Pulau Jawa,Kalimantan, dan Sumatra.
Tergolong burung berukuran sedang. Dengan tinggi sekitar 50 centimeter saat berdiri. Bentangan sayapnya dapat mencapai 80 centimeter. Warnanya sedikit berubah pada saat musim bertelur. Bagian kepala dan lehernya berubah menjadi kekuningan. Burung Kuntul pada umumnya hanya bertelur 3-4 butir. Namun telur-telur itu dierami kedua induknya selama 24 hari non stop. Setelah telur itu menetas,sang induk selalu setia menyiapkan makanan dan melatih terbang. Dan setelah dua bulan, sang anak mulai dilepas untuk hidup mandiri.( diolah dari berbagai sumber/Sup)