Kudus, Elang Murianews (Elmu)- Kerusakan Jalan Menara dan Jalan Madurekso di kawasan cagar budaya Desa Kauman Kecamatan Kota Kudus, masih terus berlangsung. Bahkan sampai dengan Selasa sore ( 4/3/2025) titik- titik kerusakan semakin banyak. Dan pihak Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kudus dalam menangani kerusakan tersebut sebatas tambal sulam. Akibatnya hanya bertahan sesaat dan selalu muncul kerusakan baru.
Selain kerusakan jalan, warna tiang tiang listrik yang berada di kedua sisi jalan yang berfungsi sebagai penerangan jalan dan sekaligus “hiasan” juga semakin pudar. Bahkan lampu-lampunya juga tidak ada yang berfungsi (mati).
Lalu kedua ruas jalan yang dibangun dengan bahan utama granit yang konon didatangkan langsung dari India pada tahun 2017, juga masih tetap saja dijejali pedagang kaki lima. Padahal ditetapkan Dinas Perdagangan sebagai zona merah- alias dilarang.
Kondisi yang demikian menjadikan suasana semrawut, “wajah” menjadi pucat-buram. Padahal kedua ruas jalan tersebut, nyaris sepanjang 24 jam dilalui ratusan - ribuan peziarah yang berdatangan dari berbagai kota/kabupaten . Khususnya di Pulau Jawa. Kecuali setiap kali pada bulan Ramadan, sehingga bagai cermin buruk wajah Kudus Kota Kretek.
Jalan Menara sepanjang 492,7 meter, jalan Madurekso sepanjang 167 meter, dengan lebar rata-rata 5,10 meter, sudetan gorong gorong, tiga gapura dan tiang-lampu hias dibangun pada awal Agustus 2017. Dibiayai dari dana APBD Kudus 2017 sebesar Rp 9 miliar. (sup)