Purworejo, Elang Murianews (Elmu)- Sebuah layang –layang jenis/ kelas Train Naga sepanjang 120 meter dan dibuat selama sekitar dua bulan menghabiskan biaya kurang lebih Rp 30 juta. Sedang untuk “menerbangkannya” paling tidak 10 orang. “ Sebab layangan selain panjang, juga berat banget.Ketika diuji , seorang di antara kami malah “katut mumbul” (ikut terbang). Kami ikut yang kelas train naga. Kebetulan saya koordinatornya. Kami ikut empat tim empat naga. Yang paling panjang sekitar 120 meter. Masing-masing biaya pembuatannya sekitar Rp 30-an juta," tutur Dani, warga Purworejo ketika di temui di arena Festival Layang-layang Nasional 2024 Pantai Ketawang Desa Ketawangrejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo Minggu (11/08/2004) seperti yang dikutip dari detikJateng.
Sementara Nicole Mathilda (68) asal Belgia, mengaku sudah sekitar 35 tahun hobi bermain dan membuat layang layang. “ "Ini baru pertama ke sini. Saya suka suasana di sini, anginnya juga bagus. Pemandangannya bagus, saya suka tempat ini. Saya bangga dan suka bisa bersama-sama berpartisipasi," tuturnya dia yang mengikuti festival kelas tiga dimensi.
Menurut Agung Pranoto selaku Ketua Panitia , festival layangan ini bertujuan menggeliatkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang ada di Kabupaten Purworejo . Memberikan edukas, motivasi kepada masyarakat untuk mengembangkan bakat dan kreativitas.
Diikuti 55 klub, yang terdiri enam klub Malaysia, Jepang, Singapura, Polandia, Belgia dan Perancis. Sedang 42 klub lainnya dari dari Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Lalu lima dari kota dan kabupaten di Wilayah DIY, serta tiga klub lokal dari Kabupaten Purworejo.
Festival dilaksanakan sejak tahun 2015 dan Purworejo, termasuk empat kota yang menyelenggarakan kegiatan ini nyaris rutin setiap tahun. Tiga kota lainnya adalah Surabaya , di pantai Sanur Bali, pantai Parangkusumo Bantul Jogyakarta.
Festival dibuka, Bupati Purworejo Yuli Hastuti dan dihadiri Forkopimda, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kulon Progo, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kebumen, Direktur Angkasa Pura Bandara NYIA, Direktur Badan Otorita Borobudur, Kabag Prokopim serta Forkopimcam Grabag. “Festival ini bukan hanya sebuah perlombaantetapi juga merupakan bentuk perayaan dan pelestarian tradisi yang telah lama ada di budaya kita. Melalui festival ini, kita tidak hanya merayakan keindahan layang-layang, tetapi juga mengingatkan kita akan nilai-nilai kebersamaan dan kekuatan kreativitas,” ujarnya.(Sup).