Kudus, Elang Murianews (Elmu) – Sebanyak 15.600 pohon mangga varietas unggul sudah tertanam di lahan seluas 250 hektar perbukitan Patiayam Desa Gondoharum Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus sejak tahun 2020. Dan 3.000 pohon diantaranya telah berbuah perdana serta dipanen pada September 2024. dengan hasil produksi awal sekitar 30 ton. “Jika dijual secara umum dengan harga rata- rata Rp 5.000,- per kilogram saja, maka sang pemilik mangga sudah mengantongi uang kontan Rp 150 juta.” ujar Ketua Rukun Warga (RW) Dukuh Kaliwuluh Desa Gondoharum, Mashuri (50) yang dipercaya sebagai Ketua Kelompok Tani Wanarejo desa setempat, Senin (24/2/2025).
Padahal dengan mengacu lahan seluas 250 hektar atau 250.000 meter persegi masih sangat terbuka untuk ditanami lagi mangga. Sebab berdasarkan perhitungan dan penelitian dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dan Bakti Lingkungan Djarum Foundation ( BLDF), jumlah tanaman mangga masih terbuka untuk ditambah/ditanam tanaman baru lebih dari 200.000 pohon. Dengan jarak tanaman 10 meter, agar tidak mengganggu kehiupan tanaman semusim di seputarnya. “Jika itu terwujut, maka Desa Gondoharum bakal menjadi produsen mangga terbesar di Kabupaten Kudus. Sekaligus bakal menjadi pesaing baru bagi kabupaten/kota penghasil utama mangga tingkat provinsi Jawa Tengah,” tambah Mashuri.
Jawa Tengah saat ini menempati urutan dua besar penghasil mangga tingkat nasional. Sementara Kabuoaten Kudus, tercatat di urutan ke-20 di tingkat Jawa Tengah yang terdiri 26 kabupaten dan sembilan kota. Berdasarkan data yang dihimpun Elmu dari berbagai sumber, pohon mangga yang dicangkok akan berbuah pada umur 4 tahun. Sedangkan mangga okulasi akan panen pada umur 5-6 tahun. Sedangkan hasil panen pertama hanya 10-15 buah/ pohon. Baru pada tahun ke 10 hasil panen rata-rata mencapai 300-500 buah/pohon. Panen raya biasanya jatuh di bulan September-Oktober.
Dengan data tersebut, maka pada tahun 2034, sebanyak 3.000 pohon mangga kelompok tani Wanarejo akan mencpai puncak produksi : 3.000 pohon x 300-500 buah = 900.000 – 1.500.000 buah. Berat buah rata-rata mencapai satu kilogram. Bila harga rata rata satu kilogram Rp 5.000,- , maka petani buah bakal memperoleh penghasilan 900.000 – 1.500.000 x Rp 5.000 = Rp 4,5 miliar- Rp7,5 miliar,Itu pada tahun berikutnya akan disusul secara bertahap 12.000 pohon lainnya.
Hasil yang sangat luar biasa yang nampaknya belum terpikirkan di benak masing masing anggota kelompok tani Wanarejo. Apalagi jika dihitung dari total tanaman sebanyak 15.600 pohon dan ada penambahan lagi jumlah tanaman hingga dua kali lipat . “Meski belum terbayang, tetapi pihak YKAN dan BLDF sudah menyiapkan mata rantai pemasaran hingga mempoduksi mangga menjadi produk olahan,’ tutur Mashuri.
BLDF memasok 26.000 bibit mangga, durian, jenkol, petai, nangka alpukat, sawo, jeruk pamelo secara bertahap sejak tahun 2020- awal 2025. Dari jumlah tersebut, 60 persennya, atau 15.600 pohon mangga, Dengan jenis mangga varietas unggul seperti manalagi, arumanis, golek dan kiojay. Jenis mangga ini memiliki nilai jual tinggi, dari R15.000,- hingga Rp 5.000,- per kilogram
Tidak hanya memasok tanaman, tetapi juga mengerahkan relawan untuk menanam, memupuk, merawat hingga tanaman tumbuh sehat dan segar. Bahkan juga mendirikan sebuah gazebo yang dilengkapi kamar mandi-wc. Bangunan yang berada di ketinggian sekitar 50- 100 meter dari permukaan air laut itu sudah dalam kondisi hampir rampung 100 persen pada posisi Senin (24/2/2025).(Sup).