Museum Srimulat Pertama di Indonesia

elangmur - Minggu, 11 Agustus 2024 | 19:14 WIB

Post View : 164

Peresmian Museum Srimulat- Di Batu Malang Jawa Timur Kamis (8/8/2024) foto tribun jatim.

Herry Gendut Janarto dalam buku berjudul "Berpacu dalam Komedi & Melodi" (1990) menyebutkan bahwa bakat Fredy Aris alias Gepeng ditemukan oleh Teguh Slamet Rahardjo, pimpinan Srimulat, pada 1977. Ketika itu Srimulat yang sudah tenar di Surabaya sedang mengembangkan sayapnya ke Taman Bale Kambang, Solo.

Selain mendirikan Srimulat cabang Solo, Teguh juga membentuk grup kethoprak yang dinamakan Cokrojiyo. Dua kesenian ini main saban malam di Taman Bale Kambang dengan penonton yang sama banyaknya. Gepeng awalnya pengrawit kethoprak itu. Ia piawai memainkan kendang.

Suatu saat Teguh kekurangan pemain Srimulat karena pelawak yang semula akan ia mainkan sebagai "batur", tiba-tiba absen. Teguh pun meminta Gepeng menggantikan peran tersebut. Teguh tertarik pada lelaki muda bertubuh kerempeng itu karena celetukan-celetukannya di luar panggung jenaka.

Ternyata Gepeng justru melejit di panggung Srimulat. Ia tak tergantikan dari perannya sebagai pembantu. Dan ketika Teguh punya proyek Srimulat Jakarta di Taman Ria Remaja, Senayan, pada 1980, Gepeng termasuk salah satu pelawak daerah yang diajak.

Di Jakarta karir Gepeng makin melesat. Ia menjelma sebagai selebritas. Ketenaran pelawak asal Muntilan, Magelang itu ditangkap produser film ibu kota. Ia diajak membintangi empat film berjudul Gaya Merayu (1980), Untung Ada Saya (1982), Gepeng Mencari Untung (1983), dan Gepeng Bayar Kontan (1983).

Kehidupan gemerlap mebuat gaya hidup Gepeng berubah. Perubahan gaya hidup ini sempat dikeluhkan Teguh karena turut dibawa ke atas panggung Srimulat. Gepeng misalnya, mengenakan kalung emika Teguh punya proyek Srimulat Jakarta di Taman Ria Remaja, Senayan, pada 1980, Gepeng termasuk salah satu pelawak daerah yang diajak.

Di Jakarta karir Gepeng makin melesat. Ia menjelma sebagai selebritas. Ketenaran pelawak asal Muntilan, Magelang itu ditangkap produser film ibu kota. Ia diajak membintangi empat film berjudul Gaya Merayu (1980), Untung Ada Saya (1982), Gepeng Mencari Untung (1983), dan Gepeng Bayar Kontan (1983).

Kehidupan gemerlap mebuat gaya hidup Gepeng berubah. Perubahan gaya hidup ini sempat dikeluhkan Teguh karena turut dibawa ke atas panggung Srimulat. Gepeng misalnya, mengenakan kalung ememas saat berperan sebagai pembantu. Ia sengaja membuka kancing atas bajunya agar kalung itu terlihat oleh penonton.

Gepeng enggan memakai kostum pembantu dari kain blacu murahan yang disiapkan Srimulat. Ia memilih membeli sendiri pakaian pembantu dari kain berharga mahal. Selain itu, dalam monolog di panggung, Gepeng tak mau lagi dalam posisi berdiri sambil menyampirkan kain lap di pundaknya. Ia lebih suka duduk di sofa sambil mengangkat kaki.

“Perubahan itu membuat Pak Teguh kecewa karena tidak sesuai dengan perannya. Kan kurang pas kalau pembantu terlihat kaya,” kata Herry Gendut Janarto.

Halaman:

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single