Kudus, Elang Murianews (Elmu)- Pembobolan pagar depan Pasar Baru Wergu Kota Kudus ditengarai tanpa konsep matang. Terbukti setelah pagar di sisi utara dan selatan selesai dibobol, dan menurut rencana untuk pintu ke luar masuk lalulintas, sampai dengan Minggu (15/12/2024) belum difungsikan. Dua pintu baru tersebut masih diberi pagar pengaman. Dengan adanya dua pintu baru, maka jumlah pintu Pasar Baru menjadi tiga “unit”.
Berdasarkan pengamatan Elmu, pintu baru di sisi utara, ternyata jika nanti dipakai ke luar masuk lalulitas sedikit banyak bakal terkendala adanya sebuah tiang listrik yang saat ini berada di tepi selokan dan tepi jalan raya.
Selain itu di bagian depan kedua pintu baru tersebut yang berupa selokan dan di kiri kanannya tumbuh subur beberapa pohon mangga, juga belum diurug- dicor semen, sehingga mobil, motor dipastikan belum/tidak bisa lewat. “Anggaran nya belum mencukupi untuk penyelesaian pintu masuk/keluar “ ujar Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas Perdagangan Kudus, Albertus Harys Yunanto Minggu malam ( 15/12/2024)
Dengan telah selesainya pembangunan tiga kios baru dan dua unit pintu gerbang baru, maka secara administrasi telah selesai. Jika ingin dilanjutkan dengan pengurukan dan cor semen, maka baru akan dibangun pada tahun anggaran 2025 atau APBD Perubahan 2025, yang tentu akan memakan waktu beberapa bulan ke depan. Padahal aktikvitas pasar selalu berjalan setiap hari.
Kedua pagar baru tersebut satu paket dengan pembangunan tiga kios baru yang dibiayai dari APBD Kudus 2024 sebesar Rp 150 juta. Dan termasuk bagian dari program Dinas Perdagangan merevitalisasi delapan pasar tradisional dengan biaya Rp 5,7 miliar. Delapan pasar tersebut adalah : Kliwon, Bitingan, Jember, Mijen, Ngembalrejo, Baru, Kalirejo dan Wates.” Tujuannya untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pasar” tutur Albertus Harys Yunanto, Selasa (23/1/2024). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), revitalisasi adalah proses perbuatan menghidupkan kembali atau menggiatkan kembali. Dari delapan pasar tersebut pada posisi Minggu malam ( 15/12/2024) tinggal menyisakan Pasar Bitingan yang belum rampung 100 persen.
Revitalisasi dengan membangun tiga kios baru yang masing masing berukuran 3 x 3 meter dan dua pintu baru, nampaknya sulit tercapai atau malah sia sia saja. Sebab, Sebab menurut data per Senin malam (9 /10/2023) tercatat 84 dari 98 kios di komplek Pasar Baru tutup. Begitu pula dari 521 los, yang tutup mencapai 210. Pedagang masih nunggak “utang” Rp 138,5 juta.
Pasar Baru dibangun dan dioperasikan pada akhir 2016 dengan dana bantuan dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sebanyak Rp 15 miliar dan dana pedamping dari APBD Kudus Rp 9 miliar. Atau totalnya Rp 24 miliar. Menempati lahan seluas sekitar dua hektar di wilayah Kelurahan Wergu Kulon. Semula status tanah milik Desa Wergu Kulon, namun berubah menjadi milik/asset Pemkab Kudus, setelah statusnya berubah menjadi kelurahan.
Menurut Kepala Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kudus (saat itu), Sudiharti, komplek Pasar Baru diproyeksikan untuk menampung pedagang pasar Wergu ( komplek Stasiun Kereta Api), sebagian pedagang Pasar Bitingan- terutama seluruh pedagang sayur mayurnya, pedagang Pasar Barongan maupun pedagang krempyeng lainnya. Bahkan “digadang gadang” menjadi pasar induk/pasar grosir.. Terutama untuk sayur mayur dan beras.
Dua tahun kemudian di dalam komplek Pasar Baru Wergu dibangun Pasar Rakyat Kudus (PRK) dengan luas bangunan 55 x 25 meter. Biayanya sebesar Rp 5,697 miliar dari Tugas Pembantuan Kementerian Perdagangan.
Bupati Kudus Muhammad Tamzil dan Wakil Bupati Hartopo, saat meninjau Pasar Baru dan Pasar Rakyat Kudus (PRK), Rabu (09/01/2019), “mewanti-wanti” kepada Dinas Perdagangan agar tidak menjualbelikan kios dan los PRK, karena “statusnya” gratis. Hanya membayar retribusi.
Selain itu diperuntukkan bagi orang baru yang benar-benar ingin berjualan atau memiliki dasar dagang. “Jadi tidak ada istilah membayar untuk memperoleh tempat berjualan di PRK Tapi, harus selektif dalam menerima pengajuan untuk berdagang. Nanti, setelah dibuka dan jualan, harus ada pengawasan, surat izin pendasaran tiap bulan di”update,”(diperbaru)” Saya tidak mau mendengar los dan kios PRK diperjualbelikan. Kalau bisa semua pasar retribusi sudah menggunakan non-tunai “ tegasnya saat itu. \ Hartopo yang kemudian dilantik menggantikan Tamzil yang terkena Operasi Tangkap Tangan sampai dengan akhir jabatannya malah tidak pernah menindak-lanjuti- cek ke lapangan. Termasuk penjabat bupati Kudus, Hasan Chabibie diduga juga tidak tahu tentang betapa karut marutnya Pasar Baru dan pasar tradisional lainnya.(Rikha/ Sup).