Kudus,Elang Murianews- Pembenahan Stadion Wergu Wetan Kudus menunggu verifikasi dari PSSI dan belum diketahui secara pasti kapan tim verifikasi tersebut akan berkunjung ke Kota Kretek. Sedang pihak Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) menjanjikan akan membenahi stadion sesuai skala prioritas dan kemampuan anggaran.
Hal itu diungkapkan, Ketua Asosiasi kabupaten (Askab) PSSI Kudus, Daniel Budi Sampurno dan Kepala bidang olahraga Disdikpora Widoro Heriyanto, yang ditemui secara terpisah, Selasa ( 11/6/2024) menanggapi berbagai persyaratan stadion untuk kompetisi Liga 2. Setelah Persiku memastikan diri promosi dari Liga 3 ke Liga 2 musim kompetisi 2024/2025. “ Nanti setelah ada verifikasi, maka kami baru tahu skala prioritas mana yang harus dibenahi,” tutur Daniel.
Sedang menurut Widoro pihaknya juga tengah menunggu hasil verifikasi tersebut dan berharap secepatnya bisa terlaksana. Mengingat pelaksanaan kompetisi Liga 2 akan digelar dalam waktu dekat. “ Pembenahan butuh waktu. Misalnya untuk penataan rumput stadion kami butuh waktu sekitar tujuh bulan, sehingga memang butuh kepastian,” ujarnya.
Dalam buku panduan regulasi stadion yang diterbitkan PSSI tahun 2021, secara rinci tentang standar stadion yang secara garis besar terangkum dalam areal fungsional . Dan sebenarnya secara garis besar Stadion Wergu Wetan sudah memenuhi standar.
Stadion Wergu Wetan pertama kali dibangun dan dikelola perusahaan rokok Sukun sejak lebih dari 30 tahun lalu. Kemudian ketika diserahkan kembali kepada Pemkab Kudus secara bertahap mulai dibenahi. Antara lain pembangunan tribun penonton, sehingga kapasitas penonton terdongkrak dari sekitar 7.500 menjadi sekitar 15.000 penonton. Pengadaan lampu stadion hasil dari dana hibah Departemen Pendidikan dan Olahraga 2011 sebesar Rp 7,5 miliar dan kali pertama dioperasikan pada 29 Maret 2012.Termasuk pembangunan puluhan kios yang berada di seputar dinding stadion sisi utara dan selatan
Hanya saja, akibat prestasi Persiku terus merosot- terutama sejak 2013/2014, kemudian pada 2016 ( Persiku turun kasta lagi ke Liga Nusantara. Sebelumnya sempat di puncak kejayaan Disivi Utama 1993/1994, kasta tertinggi PSSI) maka imbasnya antara lain stadion tidak terawat secara teratur.
Lampu stadion secara perlahan juga tidak berfungsi. Lalu tempat parkir seluas sekitar 2000 meter persegi di seberang Gedung Olah Raga (GOR) Bung Karno atau beberapa meter sebelah barat stadion hampir separonya dirombak menjadi taman kawasan GOR dengan dalih untuk menunjang Ruang Terbuka Hijau.
Pembangunan taman ini menelan , biaya Rp 2,9 miliar yang sumber dananya dari DBHCHT. Dikerjakan CV Karya Pratama Sejati sejak 24 Oktober 2016 dengan penanggung jawab Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (Ciptakataru) Kudus. Ironisnya air mancur warna warni di taman ini hanya sekitar setahun berfungsi. Lenyap “ditelan bumi”.
Kini ketika Persiku lolos ke Liga 2, juga harus mengikuti aturan yang berlaku di PSSI. Dari stadion, pelatih, pemain, hingga pembentukan perseroan terbatas(PT). PT ini muncul karena , sesuai regulasi, Persiku Liga 2 tidak lagi diperbolehkan menyusu pada APBD Kudus.
Persiku yang baru saja promosi ke Liga 2, akan mulai berkiprah perdana 2024/2025, bersama : Bhayangkara, Persikabo 1973, RANS Nusantara ( hasil degradasi, lalu tim yang bertahan Bekasi City, Deltras Sidoarjo, Gresik United,Nusantara United,Persekat,Persela , Persewar, Persijap, Persipa,Persipal,Persipura,Persiraja,PSIM, PSKC,PSMS,, PSPS dan Sriwijaya. Ditambah tim promosi : Adhyaksa Farmel FC,Dejan FC, Persikas Subang,Persibo Bojonegoro, dan Persikota Tangerang.(Sup)