Kudus, Elang Murianews (Elmu) – Dari sekitar 13-15 jenis alat musik gamelan yang dimiliki Pemkab Kudus, tinggal lima jenis yang masih utuh dan masih bisa dimainkan sesuai standar. Gamelan tersebut per Selasa siang (15/4/2025) tersimpan secara rapi di gudang 1 Gedung B komplek perkantoran Pemkab Kudus. “Kondisinya sudah banyak yang rusak dan tidak bisa diperbaiki karena keropos, yang menyebabkan nadanya tidak tepat” ujar Kepala Bagian Umum Pemkab Kudus Abjad, melalui whatsapp (WA).
Dengan kerusakan tersebut, maka Bupati Kudus Samani yang berniat mengembalikan posisi dan fungsi gamelan antara lain untuk klenengan, mesti harus lebih dahulu mengganti alat baru. “Itu tidak susah Di Bekonang Sukoharjo tersedia cukup lengkap. Artinya satu unit gamelan yang terdiri sekitar 13-15 jenis atau hanya sebagian saja bakal dilayani para pengrajin ,” tutur Giyono, pensiunan bidang kebudayaan Dinas kebudayaan dan pariwisata (Disbupar) Kudus, yang dihubungi secara terpisah.
Berdasarkan pengamatan langsung di gudang 1 Gedung B dan kemudian dicocokkan dalam tulisan Rifda A dengan judul “Asal ,Contoh Alat Musik Gamelan & Cara Memainkannya” di laman Gramedia, alat gamelan yang rusak tersebut adalah : saron, demung, gambang, slenthem dan gender. Sedangkan yang tidak nampak barangnya , siter, rebab dan suling.
Sementara yang masih nampak utuh dan berfungsi baik, kemudian dicoba ditabuh/dipukul, yaitu kendhang, boning, kenong, kempul dan gong. Dua-tiga orang “penjaga” gudang kebingungan ketika ditanyakan tahu nggak jenis alat gamelan ini.
Gamelan milik Pemkab tersebut kemungkinan besar tergolong satu diantara tujuh jenis gamelan., yaitu gamelan gedhe . Gamelan gedhe terdiri dari ricikan yang lengkap. Mulai dari laras slendro hingga laras pelognya. Jenis gamelan ini biasanya digunakan dalam konser atau pertunjukan-pertunjukan karawitan atau uyon-uyon.
Kata gamelan berasal dari bahasa jawa gamel yang berarti menabuh atau memukul yang kemudian diikuti akhiran an sehingga bermakna kata benda. Pertunjukan gamelan banyak dijumpai pada tradisi di pulau Jawa, Bali, Madura, Lombok dengan berbagai jenis dan ukuran ensemble gamelannya.
Menurut kepercayaan orang Jawa, gamelan diciptakan pertama kali oleh dewa Sang Hyang Era Saka, Sang Penguasa tanah Jawa. Pertama kali alat musik gamelan diciptakan adalah gong yang digunakan untuk memanggil para dewa pada saat itu. Akhirnya terciptalah alat musik-alat musik lain dengan lengkap seperti gamelan yang kita kenal sampai saat ini.
Gamelan sudah ditetapkan Organisasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa (Unesco) sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb/ intangible cultular heritage)) di Paris Perancis , Rabu ( 15/12/2021).
Dan menurut UNESCO, gamelan sebagai salah satu sarana ekspresi budaya serta sarana membangun relasi antara manusia dan semesta. Diakui pula gamelan yang dimainkan dalam orkestra memuat nilai saling menghormati, me-ngasihi, dan peduli kepada sesama manusia.(sup).