Sedang menurut data yang dihimpu dari berbagai sumber , Pakis haji, atau sikas merupakan kelompok tumbuhan berbiji terbuka yang berasal dari Indonesia. Mereka adalah satu-satunya marga dalam keluarga Cycadaceae, dengan jumlah anggota setidaknya mencapai 130 spesies. Tanaman ini banyak diperjualbelikan karena memiliki tampilan yang indah. Dan merupakan satu dari tiga spesies Cycas yang paling sering dibudidayakan. Nama spesiesnya diambil dari peneliti asal Jerman, Georg Eberhard Rumpf, pada abad 18. Rumpf atau Rumphius adalah orang pertama yang meneliti tanaman tersebut di Kepulauan Maluku. Ini merupakan daerah asal sikas, yang kini telah terdistribusi ke berbagai negara.
Tanaman pakis haji mampu mencapai ketinggian hingga 6 meter. Terdapat biji terbuka di antara daun-daun penyusun runjungnya. Daun-daun tersebut berbiak pada bagian ujung batang. Ini tergolong sebagai daun majemuk menyirip dengan panjang mencapai 2,5 meter, serta mempunyai 50-150 pasang anak daun. Akibat susunan anak daunnya tersebut, banyak orang yang menyamaratakan antara pakis haji dan palem. Padahal, secara klasifikasi keduanya memiliki kekerabatan yang cukup jauh.
Kelompok Cycas memiliki bunga berumah dua, sehingga biasanya terdapat bagian tanaman jantan dan betina. Ukuran bunga bisa mencapai 50 cm, berbentuk cone atau kerucut-elips.
Bagian bunga jantan bisa kita tandai dari tangkainya yang pendek. Mereka mempunyai biji berbentuk ovoid-elips, berwarna oranye-cokelat, dengan ukuran antara 3-6 cm x 2,5-5 cm.
Populasinya menurut sinyalemen para ahli makin menipis. Akibat komersialisasi flora (diburu secara besar-besaran) serta alih fungsi hutan atau deforestasi.. Melansir IUCN Red List, kini status konservasi pakis haji berada pada level hampir terancam. Tren populasinya terus menurun, dengan jumlah individu berkisar 10.000-12.000 tanaman.(sup)