Sedang tujuan upacara megalitik lebih mendekatkan diri di tempat yang dianggap suci dan keramat. Dengan permohonan memperoleh kebahagiaan lahir batin Kebisaaan tersebut merupakan bentuk pelestarian adat yang dilaksanakan secara turun temurun.
Lalu berdasarkan hasil inventarisasi, di Desa Rahtawu yang berada di kawasan Gunung Rahtawu dengan ketinggian antara 1.522 – 1.602 meter dari atas permukaan air laut terdapat 16 tempat peninggalan megalitik dan menhir ( batu tegak)
Ke-16 tempat tersebut yang sebagian besar menggunakan nama/tokoh pewauyangan adalah : Bambang Sakri, Junggring Saloka ( berupa onggokan batu), Manumoyoso (timbunan batu berukuran 100 x 150 centimeter), Pandudewanoto ( timbunan batu berukuran 100 x 150 centimeter), Sela Setangkep (batu monolit sebanyak dua buah), Sang Hyanh Wenang ( timbunan batu), Klampis Ireng ( kelompok batu), Abiyoso, Sanggar Pamujan, Sanggar Pamulangan Sanggar Jamurdipo, Sanggar Sapujagat, Betara Wisnu, Polososoro, Sekutrem dan Mbah Modo ( Patih Gajah Mada).(sup).