Keris Nagakumala Dibuat Tahun 496

elangmur - Senin, 22 Juli 2024 | 11:54 WIB

Post View : 292

Keris nagakumala- dibuat pada zaman Kerajaan Giling Wesi sekitar tahun 400 an dan saat ini berada "di tangan" Handoko warga Wergu Kulon. Foto sup 28 juni 2022.

Kudus,Elang Murianews (Elmu)- Sebilah keris yang bernama Nagakumala, berpermata Ratnakumala, buatan Empu Janggito, milik Prabu Watugunung  dari Kerajaan Gilingwesi tahun 496 Masehi, sampai saat ini masih utuh di tangan YS Handoko  warga Kota Kudus.  Dan diduga merupakan keris paling tua , dibanding  ratusan- ribuan keris yang dimiliki anggota dari berbagai komunitas keris dan tosan aji di wilayah Kabupaten Pati,Kudus, Jepara, Rembang, Blora, Grobogan dan Demak.

              Seperti yang dikatakan Ketua Paguyuban Keris dan Tosan Aji Kanigoro Kabupaten Pati, Joko Susilo , atau akrab dipanggil Ndansilo di tengah pameran keris dan tosan aji di komplek Museum Situs Patiayam, Desa Terban Jekulo Kudus, Minggu (21/7/2024)” dari sekitar 200 keris-tosan aji yang dipamerkan, hanya dua keris yang diperkirakan dibuat pada era Kerajaan Medang Kamolan yang dipimpin Empu Sendok pada tahun 929- 949 M. Keri situ dberi nama Jalak dan Wedung. Ditemukan di kawasan hutan wilayah Blora,” ujarnya

Dua keris - buatan zaman kerajaan Medang Kamolan Empu Sendok tahun 929- 949 yang diperlihatkan Ndansilo (kaca mata) dan rekannya Suryono.

                Dan menurut Hendro Martoyo, pemilik padepokan  Amarta komplek perumahan Gondangmanis,  sekitar 65 keris dan tombak yang dimiliki, paling tua dibuat jaman kerajaan Singosari dan Mojopahit. Lalu yang paling “muda” era kerajaan Mataram. Begitu pula puluhan anggota Paguyuban keris dan tosan aji (Pakertiku) yang diketuai Noor Hadi, keris dan tosan aji yang dimiliki paling tua dibuat pada sekitar tahun 1700

Ketua Paguyuban keris dan tosan aji (Pakertiku) Kudus Noor Hadi. Foto sup 13 Desember 2014

Nagakumala

                Sedang Handoko menerima warisan keris Nagakumala tersebut dari ayahnya yang akrab dipanggil Pak T. Nama sebenarnya Tee Song Liang kemudian diganti menjadi Tejo Sulyanto. Ia meninggal pada 7 Oktober 2002 dalam usia 76 tahun. Dan keturunan ke-18 dari Kiai Ageng Tee Ling Sing- guru Sunan Kudus. “Ini salah satu diantara sejumlah peninggalan bapak saya, yang termasuk sangat langka dan bersejarah,” ujarnya ketika ditemui di rumahnya Kelurahan Wergu Kulon Kota Kudus.

              Keris itu sendiri di bagian pangkal ( tempat pegangan, dikelilingi banyak mutiara berbagai warna. Saat terkena cahaya dari lampu kamera, memantulkan cahaya warna warni. Saya selalu merawat sesuai pesan tertulis almarhum bapak saya yang tertempel di warangka/sarung keris. Antara lain hari baik untuk tosan aji pada Selasa dan Kamis dengan pasaran pahing dan pon. Sedang hari pantangan Senin Legi, bertepatan meninggalnya empu Pangeran Sendang. Rabu Kliwon (empu pangeran Sedayu), Sabtu Wage ( empu pangeran Welang) dan Minggu Wage ( empu pangeran Cinde Anom).Sedang khasiat keris Nagakumala tersebut menyangku kemakmuran,kesejahteraan serta kewibawaan,” tambah Handoko.(sup)

Halaman:

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single