Kudus, Elang Murinews (Elmu)- Salah satu metode daur sampah yang mulai banyak diterapkan warga di sejumlah kota/kabupaten/provinsi di Indonesia maupun di banyak negara , adalah Ecobrick. Metode yang kali pertama dimunculkan Russel Mair ,desainer regenatif dari Kanada dan dikembangkan di Filipina serta Bali pada 2012. Ecobrick, asal kata eco yang berarti lingkungan dan brick artinya bata. Lalu jika diterjemahkan menjadi bata ramah lingkungan.
Ecobrick menjadi solusi pengelolaan limbah padat tanpa biaya dan dapat dimanfaatkan setiap individu, rumah tangga, sekolah, maupun masyarakat secara umum. Hasil daur ulang ini juga bisa bernilai ekonomi yang tinggi jika dimanfaatkan untuk kerajinan.
Juga alternatif yang kreatif dalam berbagai desain. Seperti dekorasi pernikahan, dekorasi panggung, hingga membuat gapura tempat usaha, terutama perkebunan menggunakan ecobrick dapat menjadi opsi yang menarik.
Ecobrick hanya membutuhkan botol plastik minuman yang bisa diperoleh dari botol plastik minuman ukuran 600 miliram sebagai media dasar. Lalu aneka macam plastik pembungkus yang digunting kecil kecil. Kemudian diproses. Guntingan aneka macam plastik dimasukkan ke dalam botol sampai penuh serta tidak menyisakan secuwil pun rongga. Agar batol itu menjadi padat dan kedap udara, cukup ditekan secara bertahap dengan sepotong kayu atau bambu.(Sup)