Punah Sawo Kecik di Kudus

elangmur - Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:25 WIB

Post View : 175

Sawo Kecik- termasuk tanaman langka. Buahnya berwarna kemerahan, tidak berair (sedikit kenyal). Foto istimewa.

Kudus,Elang Murianews (Elmu) - Sawo kecik ( manilkara kauki) atau sawo jawa tergolong tanaman langka dan termasuk diantara 60 jenis buah-buahan yang ditetapkan Kemeterian Pertanian sebagai komiditas binaan. Dan tertuang dalam keputusan Menteri Pertanian nomor 104/2020 tentang komuditas binaan.

                Pemkab Kudus , melalui Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman  dan Lingkungan Hidup (PKPLH), sebenarnya awal 2013 telah menanam sawo kecik di sepanjang ruas jalan R Agil Kusumadya . Yaitu sejak  seputar jembatan Tanggul Angin- bekas pertokoan Matahari dan juga  di sepanjang Jalan Pramuka. Selain sawo kecik juga ditanam pohon Tanjung (Mimusops elengi). Dengan tujuan utama untuk penghijauan, sekaligus melestarikan dan mengembangkannya

            Namun sangat disayangkan, penanaman sawo kecik tersebut gagal total. “Dulu  sempat saya lihat ada tiga pohon yang hidup dan berbuah. Namun akhirnya lenyap tak berbekas, Saya tidak tahu penyebabnya,” tutur Slamet, pemilik warung di tepi jalan R Agil Kusumadya, pojok utara komplek terminal induk Jati Wetan Kudus, Selasa ( 22/10/2024).

                Bagi masyarakat Jawa, sawo kecik itu identik dengan sarwo becik- alias serba baik dalam banyak hal . Atau harus melakukan kebaikan dalam segala aspek kehidupan. Harus mampu menaungi, memberi kesejukan, dan menebar kebaikan seperti halnya tajuk pohon sawo kecik yang selalu menyejukkan suhu udara di sekitarnya, menebarkan oksigen bagi kehidupan makhluk lain.Bahkan  mayoritas keturunan bangsawan kraton di Yogjakarta dan Surakarta masih menanam pohon sawo kecik ini di rumahnya sebagai salah satu tanda  keturunan ningrat.

Tanaman Sawo Kecik - di halaman kraton Jogja. Foto detik.

               Menurut website Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, pohon. Sawo Kecik  berukuran sedang. Dengan tinggi mencapai 25 meter dan berdiameter hingga  100 centimeter Batang kayanya berbentuk bulat. Permukaannya terdapat alur-alur yang jelas memperlihatkan berkas-berkas daun penumpu dan lepasnya kerak (bagian kulit yang mati). Percabangan tergolong percabangan simpodial(batang pokok yang sukar ditentukan) dengan cabang bersirung pendek yaitu cabang-cabang kecil dengan ruas-ruas yang pendek yang selain daun  biasanya merupakan pendukung bunga dan buah

          Sedang daun-daunnya mengelompok pada bagian ujung batang. Di permukaan bawah daun berwarna keputihan dan halus dengan tangkai daun tidak menebal, panjang tangkai daun 7 mili meter

            Termasuk daun tidak lengkap yang hanya memiliki tangkai dan helaian saja, tersusun menyirip gasal. Tangkai daun memiliki bentuk dan ukuran yang pipih dan tepinya melebar dan juga pada pangkal dan ujung tangkai daunnya menebal.  Helaian daun berbentuk bulat telur, ujung daun tumpul, pangkal daun meruncing, tulang daun menyirip. Daun kelopak bulat,memiliki enam benang sari,  putik menjulang ke luar, mahkota berbentuk tabung.

            Lalu Bunga termasuk bunga majemuk bentuk tandan muncul di ketiak daun, berkelamin dua  kuncup bunga berbentuk bulat telur. Buah berbentuk bulat telur atau bulat telur sungsang berukuran kecil dengan panjang berkisar 3.7 centi meter dan mempunyai kulit pembungkus yang sangat tipis dan mudah dikelupas.

           Sawo Kecik berakar tunggang yang berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah, bercabang banyakdan cabang-cabangnya bercabang lagi, sehingga dapat memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang dan menghasilkan daerah perakaran yang amat luas, sehingga dapat menyerap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak.

              Penyebaran :  Sawo Kecik (Manilkara kauki) diperkirakan berasal dari India dan tersebar serta banyak dibudidayakan di kawasan Asia Tropis dan Amerika Tropis. Di Indonesia, Sawo Kecik meskipun sudah mulai langka karena mulai jarang yang membudidayakan namun masih dapat ditemui di seluruh Indonesia kecuali Kalimantan.

                   Sedang habitat Sawo kecik tumbuh subur di daerah pesisir (pantai) yang beriklim kering hingga daerah berketinggian sekitar 500 meter di bawah permukaan laut. Pohon Sawo Kecik mampu tumbuh di daerah bertanah kurang subur bahkan mampu berfungsi sebagai pohon perintis dan tanaman pemulih areal-areal yang kurang subur dan kritis. Karena itu banyak yang menjadikan pohon Sawo Kecik sebagai batang bawah untuk okulasi atau penyambungan dengan pohon Sawo Manila (Manilkara zapota).

Buah Sawo Manila - masih dijumpai di sejumlah pasar buah. Warna buahnya kecoklatan. Berbentuk bulat dan lebih besar dibanding sawo kecik. Foto dok kraton Jogjakarta.

                Manfaat pohonnya sebagai peneduh dan tanaman hias; kayu sawo kecik dapat dimanfaatkan sebagai bahan warangka keris, bahan bangunan, perkakas atau perabot rumah tangga, alat-alat pertukangan dan juga untuk benda-benda seni seperti patung, ukir-ukiran dan lain-lain. Banyak warga Bali  yang memanfaatkan untuk kebutuhan bahan baku benda-benda seni.

                Selain sawo kecik juga  ada Sawo Manila (Manilkara zapota),  Sawo Duren (Chrysophyllum cainito dikenal dengan nama star apple, buahnya lebih besar dan memiliki daging buah yang berwarna putih atau ungu dengan rasa yang berbeda, dan Sawo Mentega (Pouteria campechiana), buah ini memiliki daging yang berwarna kuning terang dan lebih mirip teksturnya dengan mentega, rasanya lebih lembut dan manis.

                Pada umumnya sawo yang agak mudah di dapat di warung-warung buah-buahan adalah jenis sawo manila. Warna kulit buahnya kecoklatan dan begitu pula buahnya coklat muda bercampur keputihan. Terselip sejumlah  biji berwarna hitam, yang biasa disebut  kecik.  Sedang bentuk buahnya pada umumnya bulat telur. Rasa buahnya dominan manis  dan sedikit berair/basah.Sedang buah sawo kecik lebih kecil, berwarna merah kekuningan. Rasanya tidak begitu manis dan  sedikit kenyal. (Sup)

               

 

 

Halaman:

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single