Kudus, Elang Murianews (Elmu) – Turnamen catur “non master” diagendakan di Taman Krida, depan komplek Gedung Olah Raga (GOR) Bung Karno Wergu Wetan Kudus, Minggu (18/8/2024). Dengan dua katagori : untuk umum terbuka dan khusus untuk pelajar tingkat Sekolah Dasar (SD), hingga SMA. “Ini kami gelar guna memeriahkan hari kemerdekaan nasional yang ke-79. Juga sebagai sarana untuk lebih menggairahkan lagi olahraga catur di kalangan masyarakat, hingga mencari bibit bibit unggul. Dan peminatnya cukup besar” ujar Ketua Umum KONI Kudus, Sulistiyanto, Jumat malam (16/8/2024).
Ia menambahkan sebelum , sebelum turnamen diselenggarakan di sejumlah kecamatan juga telah melakukan perlombaan dengan peserta lumayan banyak. Bahkan setiap hari di berbagai tempat banyak pula warga bermain catur. “Meski mungkin hanya terbatas hobi. Tapi hobi yang positif. Pihak pengurus cabang (Pengcab) Persatuan catur seluruh Indonesia (Percasi) Kudus sudah mempersiapkan sejumlah program kerjanya 2024/2025. Dan diawali dengan turnamen non master ini,” ujar Sulistiyanto.
Sedang untuk mengikuti turnamen tersebut, bagi warga Kudus tidak dikenakan biaya pendaftaran. Tapi untuk warga luar Kudus dipungut Rp 50.000,- /orang. Dan salah satu daya tariknya, pihak panitia menyediakan hadiah uang bagi peserta umum terbuka, sejak ranking pertama hingga ke – 50. Dengan hadiah secara berjenjang dari Rp 25.000,- - Rp 2,5 juta). Ditambah piala bagi pemenang 1-3.
Lalu untuk tingkat SD- SMP- SMA juga disediakan hadiah uang tunai Rp 100.000,- hingga Rp 500,000,- serta piagam penghargaan. Menurut pihak panitia, sistem pertandingan adalah : Swiss 9 (sembilan) babak dan menyesuaikan jumlah peserta. Dengan waktu pikir 10 menit + 3 increment (kenaikan/tambahan).
Sedang peraturan pertandingan menggunakan peraturan Fédération Internationale des Échecs (FIDE) atau Federasi Catur Dunia terbaru yang berlaku di Indonesia. Semua peserta sudah dianggap memahami peraturan tersebut. Dan pemegang buah putih wajib menyediakan papan catur, buah dan jam catur.
Sejarah Catur di Indonesia : Diperkiraakn catur baru mulai muncul pada abad ke-19, dari warga Belanda, yang kemudian diiukuti warga pribumi (Indonesia). Pada tahun 1925, pertama kali berdiri Persatuan Catur Indonesia yang diberi nama Nederlansch Indische Shaakbond yang ada di Yogyakarta. Setelah itu perkembangan catur semakin pesat ditandai dengan lahirnya Percasi atau Persatuan Catur Seluruh Indonesia yang didirikan pada tahun 1948.
Catur , serapan dari bahasa Sanskerta yang artinya permainan papan strategi dua orang yang dimainkan pada sebuah papan kotak-kotak yang terdiri dari 64 kotak. Disusun dalam petak 8×8, yang terbagi sama rata (masing-masing 32 kotak) dalam kelompok warna putih dan hitam.
Catur diyakini berasal dari permainan India, chaturanga (yang menjadi asal nama catur), sekitar abad ke-7. Chaturanga juga diperkirakan merupakan nenek moyang dari permainan strategi serupa yang berasal dari Dunia Timur,.Catur kemudian meluas mencapai Eropa pada abad ke-9.
Catur memiliki 16 buah catur. Terdiri satu raja(king), satu menteri (queen/ratu),dua benteng dua kuda, dua gajah dan delapan bidak/ pion. Setiap jenis buah catur memiliki”gerakan tersendiri” dan yang paling kuat ratu/raja dan yang paling lemah adalah pion. Sedang juara catur dunia pertama yang diakui secara umum, Wilhelm Steinitz, memenangkan gelar kejuaraannya pada tahun 1886 .(Sup).