Indonesia: Raksasa Musik yang Sedang Tertidur.

elangmur - Minggu, 11 Agustus 2024 | 19:24 WIB

Post View : 415

Gamelan Indonesia- digandrungi di banyak negara. Foto istimewa.

Melihat posisi gamelan yang sedemikian populer dipanggung world music dunia,mungkin kita mengira produkworld music Indonesia saat ini pasti sudah memiliki pasar yang mapan di kancah inter-nasional.Ternyata yang terjadia dalah kebalikannya.

Tahun2022, ketika saya merilis Indonesian Music Expo (Imex)di acara Womex di Porto(Portugal), Frank Klaff (CEOWomex) dalam sambutannya mengatakan: ”Womex ini sudah berlangsung selama 27 tahun. Kami tahu Indonesia memiliki kekayaan budaya musik yang luar biasa, tetapiselama ini kalian ke mana saja?”

Setelah dua kali mengunjungiWomex dan eventfestivalshowcase lainnya di Asia-Pa-cific dan Eropa, saya melihat dengan nyata bahwa produkworld music Indonesia memang tidak muncul di permu-kaan pasar. Gamelan sekalipun populer juga hanya hadir dalam lingkungan akademik bidang etnomusikologi.

Dengan kata lain, popularitas gamelanyang sudah dikenal dunia sejak lebih dari 100 tahun ini samasekali tidak memiliki dampak pasar untuk bisa menjajakan produk world music Indonesia yang lainnya.Lalu, mungkin kita bertanya,”Di mana salahnya?” Jika kita mau berpikir kritis dan radikal,masalah ini sebenarnya mencerminkan bagaimana bangsa dan negara kita menyikapi masalah kebudayaan secara keseluruhan.

Jadi, kegagalan gamelan untuk membuka pintu pasar global untuk produk world mu-sic Indonesia lainnya adalah kegagalan bangsa kita untuk memahami apa sebenarnya hakikat, makna, dan fungsi budaya bagi segi kehidupan masyarakat lainnya, seperti kehidupan sosial, politik, ekonomi, bisnis,dan agama dalam konteks sehari-hari.

Kegagalan yang paling fatal dalam konteks ini adalah ketidakmampuan para cendekiawan, politikus, birokrat, diplo-mat, ekonom, pengusaha, dan masyarakat pada umumnya untuk melihat bagaimana budaya”asli” Indonesia sebenarnya bisa menjadi sebuah kapital yang memiliki potensi pasar sangat besar di panggung internasi-onal.

Kesadaran akan hal inilah yang membuat beberapa negara Asia, seperti Korea, China, Jepang, India, Taiwan, Singapura,dan bahkan Thailand, saat ini tampil kuat menjadi produsen ataupun lembaga pasar worldmusic yang memiliki strategi sangat kokoh.

Di dalam strategi ini, kita melihat dengan jelas bahwa para aktor yang terlibat dalam membangun strategi budaya ini bukan hanya para seniman, melainkani juga para birokrat,diplomat, ekonom, pemilik mo-dal, dan cendekiawan.

 Dengan begitu, ini bisa dibilang bahwa negara secara utuh mendukung aspek produksi, promosi,ataupun pemasaran produk budaya mereka di kancah pasar dunia.Sepulang melakukan tur konser Indonesian National Or-chestra (INO) yang kedua di Eropa, saya merasa bahwa tanpa adanya kekompakan dan kekokohan kerja sama di antara komponen masyarakat yang saya sebutkan di atas, Indonesia akan sulit mengejar keterting-galannya dengan negara Asia lain yang berlari semakin kencang dan agresif di pasar budaya dunia yang bernilai ratusan miliar dollar.

Untuk dapat mengatasi ketertinggalan ini, tindakan utama yang harus dilakukan adalah merombak strategi politik luar negeri kita agar Kementerian Luar Negeri RI bisa berfungsi menjadi ujung tombak budaya negara, terutama dalam mempromosikan dan memasarkan produk budaya Indo-nesia.

Halaman:

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

img single